Islamophobia Dalam Perspektif Konstruktivisme

          Islamophobia merupakan istilah yang digunakan terhadap ketakutan terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan islam. Dewasa ini fenomena islamophobia semakin merajalela di kalangan masyarakat negara-negara barat (Eropa dan Amerika). Fenomena berawal dari banyaknya pekerja asing beragama islam yang berasal dari negara-negara islam seperti Aljazair, Marokko, India, Turki, dimana para pekerja asing tersebut kebanyakan bekerja di negara-negara Eropa dan Amerika. Kehidupan para pekerja ini lambat laun mengalami kendala terkait dengan kebudayaan dan kebiasaan masyarakat Eropa serta Amerika.

         Sebagian besar pekerja tersebut dirasa kurang bisa berbaur dengan kebudayaan masyarakat setempat, hal ini dikarenakan mereka hidup berkelompok di suatu lingkungan tertentu bersama orang-orang dengan latar belakang yang sama. Di antara para pekerja juga seringkali terjadi perselisihan yang menyebabkan konflik dan berujung pada kekerasan dan kerusuhan. Kejadian ini menjadi penyebab munculnya pandangan negatif dan ketakutan terhadap islam atau islamophobia.

      Seiring perkembangan zaman, rasa ketakutan terhadap islam atau islamophobia bukannnya semakin mereda, justru malah semakin parah. Islamophobia semakin diperkuat dengan adanya terror dari kelompok-kelompok radikal yang mengatasnamakan diri mereka adalah islam. Begitu banyak kegiatan terror yang dilakukan oleh kelompok radikal atau yang biasa disebut terorisme tersebut, dan tentu saja menimbulkan banyak sekali korban jiwa serta rasa trauma dan takut bagi semua masyarakat dunia.

               Tragedy WTC (World Trade Center) dan berbagai peristiwa pengeboman maupun pembunuhan yang dilakukan oleh teroris bisa dibilang sebagai faktor utama semakin parahnya islamophobia. Beberapa bukti nyata dari fenomena islamophobia yaitu adanya larangan bagi umat muslim di Prancis untuk memakai burka (cadar), diskriminasi terhadap pelaksanaan ibadah umat muslim, larangan mendirikan tempat ibadah (masjid), pemeriksaan yang sangat ketat di setiap imigrasi transportasi baik itu darat, laut, maupun udara bagi siapa saja yang beragama islam atau yang berasal dari negara yang penduduknya mayoritas muslim.

               Bukti nyata islamophobia yang telah disebutkan di atas hanya sebagian kecil dari seriusnya isu ketakutan terhadap islam ini. Dari hari ke hari islamophobia semakin marak kita dengar karena tanpa kita sadari ada pihak-pihak yang justru senang dengan adanya islamophobia dan justru berusaha untuk melakukan tindakan yang semakin membuat banyak orang memandang negatif terhadap islam.

               Isu islamophobia ini merupakan salah satu contoh studi kasus teori konstruktivisme dalam hubungan internasional. Teori konstruktivisme merupakan salah satu teori dalam hubungan internasional yang berasal dari teori sosiologi. Adapun yang dimaksud dengan teori konstruktivisme adalah teori yang percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi di masyarakat pada hari ini tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan terjadi atau muncul sebagai akibat dari konstruksi atau ciptaan oleh manusia dalam jangka waktun yang lama. Konstruktivis juga menekankan bahwa orang yang kuat atau hebat adalah orang yang bisa menciptakan sejarahnya sendiri melalui pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan inilah yang akan digunakan untuk menciptakan suatu kekuatan baru, sebagai contoh yaitu kemampuan untuk mengkonstruksi atau menciptakan suatu pandangan tertentu yang dianggap benar oleh masyarakat.

               Terkait dengan isu islamophobia, masalah ini sesuai dengan pemikiran konstruktivisme karena islamophobia itu sendiri merupakan hasil konstruksi sejak lama oleh pihak-pihak yang memanfaatkan beberapa kejadian di luar sana yang diklaim oleh mereka adalah perbuatan umat muslim. Berangkat dari hal tersebut, mereka langsung menyebarkan kepada dunia bahwa islam adalah agama yang kejam dan tidak manusiawi sehingga lambat laun sebagian masyarakat terutama warga negara Eropa dan Amerika mempercayai hal tersebut dan akhirnya mereka yang telah percaya juga membantu untuk menyebarkan islamophobia.

               Beberapa tahun terakhir isu islamophobia semakin memanas dikarenakan tindakan brutal yang dilakukan oleh kelompok radikal asal Suriah yaitu ISIS (Islamic State Of Iraq and Syria). ISIS melakukan berbagai macam tindakan keji yang melanggar hak asasi manusia. Berbagai tindakan yang dilakukan ISIS tersebut semakin memperburuk pandangan terhadap islam yang sebelumnya memang sudah dianggap negatif.

               Teori konstruktivisme hanya menjelaskan tentang pendapat atau pemikirannya saja, tanpa menyertakan solusi yang jelas terhadap suatu masalah yang terjadi. Teori konstruktivisme hanya mencoba menjelaskan penyebab dari suatu fenomena, semua pandangan atau pemikiran merupakan hasil konstruksi. Pandangan konstruktivisme ini sesuai dengan fenomena islamophobia yang merupakan hasil konstruksi sejak lama bahwa islam itu kejam, keji, tidak manusiawi dan lain sebagainya. Dikarenakan oleh proses konstruksi tersebut maka terjadilah fenomena islamophobia seperti sekarang ini. Isu islamophobia menjadi masalah yang mengkhawatirkan karena islamophobia menyebabkan umat muslim mengalami diskriminasi dan orang-orang yang membenci islam justru menghukum orang yang tidak bersalah. Untuk menghapus atau setidaknya mengurangi islamophobia maka diperlukan kesadaran dari masyarakat dunia supaya tidak mudah terpengaruh oleh sekelompok orang atau media massa yang justru semakin mendorong munculnya islamophobia, jadilah manusia-manusia kritis yang mencari tahu terlebih dahulu sebelum mempercayai sesuatu.

      Referensi

            Jackson, Robert, and Sorensen, Georg. 2009. Pengantar Studi Ilmu Hubungan    Internasional. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

      http://nederindo.com/2012/10/latar-belakang-munculnya-islamophobia-di-kalangan-masyarakat-eropa/

 

 

Tinggalkan komentar